Pendiri Microsoft dan filantropis Bill Gates secara mengejutkan menuduh miliarder Elon Musk berkontribusi pada kematian anak-anak termiskin di dunia. Kritik pedas ini muncul setelah perusahaan Musk, termasuk SpaceX dan X (dulu Twitter), diduga memengaruhi pemotongan anggaran bantuan AS melalui USAID (Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat).
Latar Belakang Kontroversi
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan The New York Times, Gates menyatakan bahwa keputusan Musk untuk menentang pendanaan pemerintah AS bagi program kesehatan global—termasuk vaksinasi dan nutrisi anak—telah membahayakan jutaan nyawa.
“Ketika orang super kaya seperti Elon menggunakan pengaruhnya untuk memotong bantuan ke negara-negara miskin, itu seperti membunuh anak-anak yang bergantung pada program itu,” kata Gates. “Dana USAID menyelamatkan nyawa, dan menguranginya berarti mengorbankan yang paling rentan.”
Gates merujuk pada laporan UNICEF yang menunjukkan peningkatan kematian balita di Afrika Sub-Sahara dan Asia Selatan sejak pemotongan dana AS untuk bantuan pangan dan obat-obatan tahun 2023.
Respons Elon Musk
Musk membalas kritik Gates melalui platform X dengan menyebut tuduhan itu “tidak berdasar dan hipokrit”. Dia menegaskan bahwa pemerintah AS harus fokus pada “efisiensi bantuan, bukan sekadar mengucurkan uang tanpa audit yang ketat”.
“Bill Gates berbicara seolah-olah dia suci, padahal yayasannya sendiri punya kepentingan di industri vaksin. Saya mendorong transparansi, bukan amal buta yang dikorupsi elit,” cuit Musk.
Reaksi Dunia
Pernyataan Gates vs Musk memicu perdebatan global. Organisasi seperti WHO dan Oxfam mendesak negara-negara kaya untuk tidak mengurangi bantuan kemanusiaan. Sementara pendukung Musk berargumen bahwa bantuan luar negeri AS sering disalahgunakan oleh pemerintah korup.
Apa Dampaknya?
Pakar ekonomi pembangunan Dr. Maria Garcia memperingatkan bahwa pemotongan USAID bisa memperburuk krisis kelaparan dan penyakit di Yaman, Sudan, dan Haiti. “Ini bukan soal Gates vs Musk, tapi nyawa manusia,” tegasnya.
