SEANTERONEWS.com – Sheikh Naim Qassem, Sekretaris Jenderal Hezbollah, secara tegas menolak seruan internasional untuk melucuti senjata kelompoknya. Ia menyatakan bahwa tuntutan semacam itu secara langsung melayani kepentingan Israel.
Dalam pidato televisi, Qassem menyebut bahwa menyerahkan senjata berarti menyerah kepada Israel. Ia menegaskan, “Kami tidak akan menyerah kepada Israel,” dan memperingatkan bahwa tuntutan dilucuti senjata hanya akan memperlemah Lebanon dari dalam.
Amerika Serikat kini mendesak Lebanon agar mengeluarkan keputusan kabinet yang memastikan Hezbollah menyerahkan senjata sebagai bentuk syarat pembicaraan lanjutan soal penghentian serangan Israel. Namun Qassem menyatakan bahwa Hezbollah siap berdialog tentang strategi pertahanan nasional hanya setelah Israel menghentikan agresinya.
Menurut Qassem, rezim yang meminta Hezbollah menyerahkan persenjataan baik di dalam negeri, regional maupun Arab melakukan layanan gratis bagi Israel. Ia mengecam pendekatan yang mencoba menegosiasikan senjata demi stabilitas tanpa terlebih dahulu menghentikan tindakan militer Israel.
Hezbollah mengalami kerugian serius selama konflik tahun lalu: ribuan anggota tewas, depot senjata hancur, dan populasi pendukungnya banyak yang mengungsi. Meskipun begitu, Qassem tetap menegaskan bahwa pertahanan Lebanon bergantung pada keberadaan senjata Hezbollah.
Aturan gencatan senjata yang diterapkan oleh Resolusi PBB 1701 menyebut bahwa hanya daerah selatan Litani yang harus bebas dari senjata non-pemerintah. Namun Qassem menekankan, ketentuan itu tidak boleh dijadikan dasar untuk memaksa pelucutan senjata secara nasional.
Lebanon diketahui tengah menyusun respons resmi terhadap proposal AS yang menyerukan pelucutan senjata secara bertahap hingga November 2025, sebagai imbalan penarikan pasukan Israel dan bantuan rekonstruksi. Hezbollah telah menunjukkan sinyal kerja sama terhadap komite pemerintah, namun belum bersedia menyerahkan arsenal mereka.
Para pakar menilai bahwa sikap keras Qassem mencerminkan ketegangan meningkat antara tuntutan internasional untuk melucuti persenjataan Hezbollah dan keinginan internal Lebanon memperkuat kedaulatan negara. Saat ini, diskusi lebih mengarah pada integrasi senjata ke dalam pertahanan negara ketimbang pelucutan total.
Sejauh ini Qassem menyatakan bahwa prioritas saat ini bukan pelucutan senjata, tetapi penghentian agresi Israel, rekonstruksi Lebanon, serta kepentingan menjaga stabilitas dan kemandirian nasional.