Seanteronews – Semua anggota United Nations Commission of Inquiry on the Occupied Palestinian Territory dikabarkan telah mengajukan pengunduran diri setelah menghadapi tekanan dan upaya penghambatan bertahun-tahun dari otoritas Israel Al Mayadeen English. Langkah ini memicu kekhawatiran global terhadap keberlanjutan mekanisme internasional dalam menyelidiki pelanggaran HAM di wilayah pendudukan.
Tekanan Intens dari Israel
Menurut koresponden Al Mayadeen di Jenewa, pengunduran diri komisioner tersebut merupakan respons atas kampanye Israel yang makin agresif. Israel menolak berkoordinasi dan melancarkan usaha diplomatik untuk mendiskreditkan laporan komisi internasional . Situasi ini membuat keberlanjutan misi mereka menjadi tidak mungkin.
Mandat Komisi Sejak 2021
Komisi ini dibentuk oleh Dewan HAM PBB pada tahun 2021 dengan tugas menyelidiki dugaan pelanggaran HAM di wilayah Palestina yang diduduki, termasuk wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza . Laporan awal mereka menemukan dugaan pelanggaran serius yang melibatkan kedua belah pihak, tetapi tekanan kuat dari Israel menempatkan komisi tersebut pada posisi yang rentan.
Kritik dan Pembelaan Israel
Pejabat Israel secara konsisten menuduh komisi ini memihak dan anti-Yahudi, sambil menolak semua permintaan kerja sama . Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bahkan menyebut laporan tersebut “anti-Israel”, menambah tekanan politik yang mendorong pengunduran tim penyelidik.
Temuan Laporan: Pelanggaran Berat di Gaza & Tepi Barat
Sebelumnya, komisi ini mendapati adanya “reasonable grounds” bahwa pasukan Israel melakukan kejahatan perang, termasuk: serangan langsung ke warga sipil, pembunuhan sengaja, kelaparan sebagai senjata perang, kekerasan seksual, serta pemindahan paksa yang mendekati tujuan genosida . Di Tepi Barat juga tercatat kekerasan dari pemukim, perusakan infrastruktur, dan pengekangan masyarakat sipil.
Pengakuan PBB: Gagal Melindungi Warga Palestina
Juru bicara PBB Stéphane Dujarric mengakui bahwa organisasi belum berhasil melindungi warga Palestina secara memadai Al Mayadeen English. Dia menekankan upaya berkelanjutan untuk memberikan bantuan kemanusiaan meski sumber daya sangat terbatas, dengan staf PBB di Gaza bekerja keras untuk menyelamatkan nyawa.
Dampak dan Pertanyaan Terbuka
Pengunduran diri massal ini menimbulkan kekhawatiran baru tentang kapabilitas PBB dalam menindak pelanggaran HAM di wilayah konflik. Kelompok pengamat internasional serta negara-negara pendukung hak asasi menyerukan agar PBB mengevaluasi ulang kebijakan dan komitmen terhadap mekanisme investigasi yang independen dan kredibel.[]