Seanteronews.com – Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara resmi didiagnosis menderita chronic venous insufficiency (CVI), sebuah kondisi kronis yang memengaruhi sirkulasi darah di pembuluh vena, khususnya di kaki. Pengumuman ini disampaikan Gedung Putih pada 17 Juli 2025 dan segera menjadi perhatian nasional.
Diagnosis ini muncul setelah publik melihat pembengkakan pada kaki dan memar di tangan Trump dalam beberapa penampilan terakhirnya. Foto-foto tersebut sempat viral dan memunculkan spekulasi mengenai kondisi kesehatan presiden tertua yang pernah menjabat di AS.
Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengungkap bahwa Trump telah menjalani serangkaian pemeriksaan menyeluruh, termasuk ultrasonografi Doppler pada kedua kaki dan tes laboratorium komprehensif. Hasilnya menunjukkan tidak ada tanda-tanda trombosis atau gangguan arteri.
Dokter pribadi Trump, Sean Barbabella, menjelaskan bahwa selain CVI, semua fungsi organ penting termasuk jantung, ginjal, dan hati dalam kondisi normal. Tidak ditemukan masalah kesehatan yang mengganggu fungsi kepresidenan.
Memar yang terlihat di tangan kanan Trump disebut berasal dari kombinasi konsumsi aspirin harian yang diresepkan sebagai pencegahan penyakit jantung dan kebiasaannya yang intens berjabat tangan dengan publik selama acara kampanye.
Para ahli medis menyebut CVI adalah kondisi umum, terutama pada pria berusia di atas 70 tahun. Faktor risiko meliputi usia lanjut, duduk atau berdiri dalam waktu lama, riwayat keluarga, dan gaya hidup kurang aktif.
Gejala umum dari chronic venous insufficiency termasuk pembengkakan kaki, varises, rasa berat, perubahan warna kulit, hingga luka kronis jika tidak ditangani. Meski bukan penyakit mematikan, CVI bisa menurunkan kualitas hidup bila diabaikan.
Penanganan terhadap CVI bersifat konservatif dan melibatkan penggunaan stoking kompresi, olahraga teratur, elevasi kaki, serta pengelolaan berat badan. Pada beberapa kasus, prosedur invasif ringan mungkin diperlukan, namun hal itu belum menjadi opsi bagi Trump saat ini.
Gedung Putih memastikan bahwa diagnosis ini tidak memengaruhi tugas-tugas kenegaraan Presiden Trump. Ia tetap menjalankan agenda kepresidenan secara aktif, termasuk menghadiri acara publik dan menghadiri persiapan kampanye pemilu mendatang.
Pengumuman ini dianggap sebagai langkah transparansi yang penting terkait kesehatan kepala negara. Mengingat usianya yang hampir menginjak 80 tahun, informasi ini meredakan kekhawatiran dan rumor liar seputar kondisi fisik Trump.
Meskipun tidak memberikan pernyataan langsung, sumber dalam menyebut Trump tetap dalam kondisi baik, bersemangat, dan tidak melihat diagnosis ini sebagai penghalang. Ia justru menjadikan kesehatan pribadinya sebagai bukti kekuatan dan daya tahan selama masa jabatan yang menantang.[]