ACEHINTERNASIONAL

Mualem Kirim Tim Khusus Bertemu Dubes Turki, Perkuat Hubungan dan Sepakati Kerja Sama Strategis

Banda AcehGubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem), mengirim tim khusus untuk bertemu dengan Duta Besar Republik Turki di Jakarta dalam rangka memperkuat hubungan bilateral dan menjajaki peluang kerja sama strategis. Langkah ini merupakan bagian dari inisiatif Pemerintah Aceh untuk memperluas konektivitas internasional, khususnya dengan negara-negara sahabat yang memiliki hubungan historis dengan Aceh.

Pertemuan tersebut difokuskan pada pembahasan kerja sama di bidang pendidikan, perdagangan, kebudayaan, dan investasi. Mualem menegaskan bahwa hubungan Aceh dan Turkiye bukan hal baru, tetapi telah terjalin erat sejak abad ke-16 pada masa kejayaan Kesultanan Aceh Darussalam dan Kekhalifahan Utsmaniyah.

Sejarah mencatat bahwa pada tahun 1564, Sultan Aceh Alauddin Riayat Syah Al-Qahhar mengirim utusan ke Istanbul untuk meminta bantuan militer dalam menghadapi kolonial Portugis di Selat Malaka. Menanggapi permintaan tersebut, Turki Utsmani mengirim pasukan, meriam, dan ahli militer pada 1566–1567, yang secara signifikan memperkuat armada Aceh.

Ikatan tersebut tidak hanya bersifat militer dan diplomatik, tetapi juga budaya. Warisan hubungan Aceh–Turki tampak jelas dalam kemiripan simbol bendera Aceh yang menampilkan bulan sabit dan bintang seperti lambang Utsmaniyah.

Meskipun Kesultanan Aceh sempat menyatakan keinginan menjadi vasal Turki demi perlindungan lebih kuat, Kekhalifahan menolaknya karena kendala geografis dan dinamika politik global saat itu. Namun hubungan persahabatan tetap terjaga selama berabad-abad.

Di era modern, kerja sama antara Aceh dan Turki terus berlanjut dalam bentuk pertukaran pelajar, pelatihan bahasa Turki, serta peringatan sejarah hubungan dua peradaban besar tersebut. Beberapa universitas di Aceh telah menjalin MoU dengan lembaga pendidikan di Turki.

Mualem menilai Turki sebagai mitra strategis dalam membangun Aceh masa depan yang mandiri dan berdaya saing global. “Turki adalah sahabat historis Aceh. Kini saatnya kita memperkuat kembali hubungan itu secara konkret dan berkelanjutan,” ujarnya.

Pemerintah Aceh berharap kerja sama ini dapat mencakup investasi infrastruktur, pengembangan sektor halal, serta proyek kemanusiaan dan kebencanaan, mengingat pengalaman Turki dalam penanganan bencana alam dan urbanisasi.

Tim yang dikirim Mualem juga menyampaikan undangan resmi kepada Pemerintah Turki untuk melakukan kunjungan kenegaraan ke Aceh, sekaligus menjajaki kemungkinan pembukaan konsulat kehormatan Turkiye di Banda Aceh.

Langkah ini sejalan dengan visi RPJM Aceh 2025–2029 yang menempatkan diplomasi internasional sebagai instrumen penguatan ekonomi, budaya, dan identitas Aceh di kancah global.

Dengan diplomasi berbasis sejarah dan semangat peradaban, Aceh kini bergerak menjalin aliansi strategis yang bukan hanya simbolik, tetapi berdampak nyata bagi kemajuan dan kemakmuran rakyat.[]

Leave A Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Load More Posts Loading...No more posts.