INTERNASIONAL

IOF Umumkan Penangguhan Taktis Operasi Militer di Gaza untuk Memperlancar Bantuan Kemanusiaan

SEANTERONEWS.com Pasukan Pendudukan Israel (Israel Occupation Forces/IOF) mengumumkan penangguhan sementara atau tactical suspension operasi militer di beberapa wilayah Gaza. Keputusan ini diumumkan pada Minggu (27/7/2025), dengan alasan untuk memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah yang terdampak parah oleh agresi militer Israel sejak Oktober tahun lalu. Penangguhan ini berlangsung setiap hari mulai pukul 10.00 hingga 20.00 waktu setempat dan mencakup wilayah Al‑Mawasi di Khan Younis, Deir al‑Balah, serta sebagian area di Gaza City.

Langkah ini diklaim sebagai bagian dari upaya kemanusiaan untuk memperlancar distribusi bantuan melalui jalur Karem Abu Salem. Sebelumnya, banyak truk bantuan, termasuk yang membawa gandum dan pasokan medis, terhambat masuk karena pertempuran sengit dan pengepungan yang dilakukan oleh militer Israel. Penangguhan taktis ini juga diiringi dengan pengumuman rute aman untuk pengiriman bantuan, yang dibuka sejak pukul 06.00 pagi hingga 23.00 malam.

Meski disebut sebagai inisiatif kemanusiaan, penangguhan ini tidak berlaku secara menyeluruh. IOF menegaskan bahwa operasi militer terhadap target-target strategis Hamas tetap dilanjutkan di wilayah-wilayah lain yang tidak tercakup dalam zona penangguhan. Artinya, konflik bersenjata tetap berlangsung secara aktif, dan hanya sebagian kecil wilayah Gaza yang mengalami penghentian sementara aktivitas militer.

Pengumuman ini mendapat respons beragam dari komunitas internasional. Beberapa negara menyambut baik adanya jeda kemanusiaan, meskipun banyak yang menilai bahwa langkah tersebut tidak cukup untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang sudah sangat parah. Laporan PBB menyebutkan bahwa ratusan ribu warga Gaza, termasuk anak-anak dan perempuan, kini berada di ambang kelaparan dan sangat membutuhkan akses terhadap bantuan makanan dan medis.

PBB dan organisasi kemanusiaan internasional mengungkapkan kekhawatiran bahwa penangguhan ini hanya bersifat kosmetik. Banyak permohonan akses bantuan yang sebelumnya ditolak oleh pihak Israel, sehingga distribusi logistik tidak berjalan optimal. Selain itu, kerusakan infrastruktur di Gaza yang sangat parah juga menjadi hambatan besar dalam menjangkau warga yang membutuhkan, terutama di wilayah utara yang telah hancur total akibat serangan udara dan darat Israel.

Pemerintah Australia menjadi salah satu negara yang secara terang-terangan mengecam Israel atas krisis kelaparan di Gaza. Dalam pernyataan resminya, Canberra menyebut bahwa Israel telah gagal memenuhi kewajiban hukum internasional untuk melindungi warga sipil selama konflik bersenjata. Kecaman ini semakin menekan Israel di tengah meningkatnya kritik global terhadap agresi militer yang telah berlangsung lebih dari sembilan bulan tersebut.

Dengan pengumuman penangguhan taktis ini, banyak pihak berharap agar bantuan kemanusiaan dapat benar-benar tersalurkan tanpa hambatan militer dan birokrasi. Namun, situasi di lapangan masih menunjukkan ketegangan tinggi dan tidak adanya jaminan keamanan bagi warga sipil maupun relawan. Selama operasi militer tidak dihentikan sepenuhnya, krisis kemanusiaan di Gaza akan terus berlangsung dan membahayakan jutaan nyawa tak berdosa.

author avatar
Redaksi
Meja Redaksi Seanteronews

Leave A Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Load More Posts Loading...No more posts.