Peluncuran Armada dan Tujuan Misi
Pada 1 Juni 2025, Freedom Flotilla Coalition (FFC) meluncurkan armada kapal sipil disebut “A Thousand Madleens“—dengan kapal utama bernama Madleen, dari pelabuhan Catania, Sisilia, menuju Gaza. Misi ini bukan hanya membawa bantuan simbolis seperti bungkusan makanan, obat-obatan, dan peralatan medis, tetapi juga bertujuan untuk memprotes blokade laut Israel atas Gaza, yang telah dikritik sebagai illegal dan bentuk genosida laut.
Anggota misi termasuk aktivis lingkungan terkenal seperti Greta Thunberg, aktor Liam Cunningham, serta MEP Rima Hassan dan aktivis dari berbagai negara .
Perjalanan dan Intervensi Militer
Meliputi rute melintasi laut internasional, Madleen berlayar di luar perairan Yunani sebelum sekitar 185 km dari Gaza, kapal ini dicegat oleh Angkatan Laut Israel pada 9 Juni pagi .
Sebelumnya, kapal mengalami gangguan internet dan kemungkinan pemantauan menggunakan drone atasannya oleh pihak Israel .
Reaksi Dunia dan Pendapat Hukum Internasional
-
Palestina dan aktivis HAM menyebut intersepsi ini sebagai pembajakan di laut internasional dan pelanggaran hukum .
-
Iran menegaskan hal yang sama: intervensi tersebut adalah bentuk perompakan .
-
Negara Eropa seperti Prancis, Inggris, Irlandia, dan Spanyol menuntut akses konsuler bagi warga mereka serta kecaman terhadap tindakan Israel .
-
PBB dan Amnesty International mendesak pembebasan segera, menekankan bahwa misi ini secara legal dimotivasi oleh bantuan kemanusiaan kepada rakyat Gaza.
Dampak Strategis & Simbolis
-
Tekanan pada blokade laut
Armada ini meningkatkan tekanan global untuk mengakhiri blokade dan membuka jalur laut alternatif bagi bantuan kemanusiaan. -
Isu genosida & hukum internasional
Misi sipil ini menyoroti “penyiksaan massal lewat kelaparan” yang dialami warga Gaza, dan menuntut penegakan keputusan ICJ serta hukum kemanusiaan internasional. -
Kekuatan rakyat sipil global
Kehadiran tokoh besar dan aktivis lintas negara menunjukkan solidaritas internasional terhadap penderitaan warga Gaza—dan menegaskan kekuatan protes damai dalam merespons krisis.
Kesimpulan
“A Thousand Madleens” adalah wujud nyata dari resistensi sipil global terhadap blokade laut Gaza. Meski Armadanya dicegat oleh Israel di laut internasional, misi ini berhasil membawa isu genosida dan blokade ke panggung internasional—menuntut perhatian dan aksi dunia. Langkah berikutnya akan menentukan konsekuensi hukum dan diplomatik yang mungkin diambil oleh PBB, negara-negara Eropa, hingga ICJ.