Pemerintah India resmi membuka penyelidikan atas kecelakaan tragis yang menimpa pesawat Air India dengan nomor penerbangan AI171, yang jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Ahmedabad pada Rabu pagi, 12 Juni 2025. Pesawat jenis Boeing 787-8 Dreamliner yang tengah menuju London tersebut membawa 241 penumpang dan kru, semuanya dinyatakan tewas bersama dengan sedikitnya 28 korban di darat.
Satu-satunya yang selamat dari insiden ini adalah seorang warga negara Inggris bernama Vishwash Kumar Ramesh, yang duduk di dekat pintu darurat. Ia mengalami luka-luka ringan dan saat ini dirawat di rumah sakit setempat. Keberadaannya menimbulkan pertanyaan lebih lanjut mengenai kondisi kabin saat insiden terjadi.
Penyelidikan saat ini dipimpin oleh Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India (AAIB) dengan dukungan dari Badan Investigasi Kecelakaan Udara Inggris (AAIB UK), Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB), dan pihak Boeing. Data awal menunjukkan adanya kemungkinan gangguan pada dorongan mesin yang menyebabkan pesawat kehilangan ketinggian secara drastis.
Kotak hitam (black box) pesawat telah berhasil ditemukan dan tengah dianalisis untuk mengungkap penyebab pasti kecelakaan. Selain itu, proses identifikasi korban menggunakan tes DNA sedang dilakukan, mengingat parahnya kondisi jenazah. Tata Group selaku pemilik Air India menyatakan duka mendalam dan menjanjikan bantuan penuh bagi keluarga korban.
Kecelakaan ini menjadi salah satu yang paling mematikan dalam sejarah penerbangan India dan merupakan insiden fatal pertama yang melibatkan Boeing 787 Dreamliner. Para pemimpin dunia, termasuk dari Inggris, Kanada, dan Bangladesh, telah menyampaikan belasungkawa. Sementara itu, pemerintah India mempertimbangkan opsi untuk sementara menghentikan operasional seluruh armada Boeing 787 hingga hasil penyelidikan lengkap diumumkan.