Otoritas federal dilaporkan memantau sejumlah warga negara asing yang mengunjungi Elon Musk di kediamannya di Amerika Serikat, di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa beberapa individu mungkin telah berusaha untuk mempengaruhi miliarder teknologi.
Menurut The Wall Street Journal, yang mengutip sumber yang akrab dengan penyelidikan, lembaga termasuk FBI dan Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) melakukan pengawasan pada pertemuan yang terjadi pada 2022 dan 2023.
Pengawasan yang dilaporkan terutama menargetkan individu dari Eropa Timur dan wilayah lain yang bertemu dengan Musk. Pihak berwenang khawatir bahwa orang-orang ini mungkin berusaha untuk memberikan pengaruh atas dirinya, mengingat jangkauannya yang signifikan dan kepentingan strategis.
Menurut Journal, FBI diberi pengarahan tentang masalah ini, meskipun penyelidikan tidak menghasilkan tuntutan pidana. Identitas dan kebangsaan mereka yang dipantau tidak diungkapkan.
Koneksi Musk yang luas dengan operasi pemerintah tingkat tinggi meningkatkan kekhawatiran. The Journal menyoroti bahwa lima perusahaannya, khususnya SpaceX, memegang banyak kontrak sensitif dengan pemerintah federal.
Sejak 2008, kontrak ini telah mencapai hampir $ 21 miliar dalam dukungan pemerintah, yang sebagian besar diberikan kepada SpaceX untuk peluncuran satelit atas nama Departemen Pertahanan, termasuk misi rahasia untuk Kantor Pengintaian Nasional.
Pengungkapan tersebut menyusul perpecahan publik Musk dari Washington, D.C., dan keretakan yang terlihat dengan Presiden Donald Trump. Musk telah memainkan peran penting dalam kampanye pemilihan ulang Trump, bahkan meluncurkan PAC super untuk mendukung upaya tersebut. Namun, hubungannya dengan individu asing menarik perhatian dalam organisasi. Menurut Journal, PAC Amerika menanggapi dengan menegakkan prosedur internal yang lebih ketat untuk membatasi kontak dengan warga negara asing.
The Journal sebelumnya melaporkan bahwa Musk telah melakukan kontak sesekali dengan Presiden Rusia Vladimir Putin mulai tahun 2022. Sumber yang akrab dengan masalah ini mengklaim keduanya telah berbicara melalui telepon tentang “masalah bisnis dan geopolitik.”
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengkonfirmasi bahwa satu panggilan telah terjadi, di mana mereka membahas “ruang serta teknologi saat ini dan masa depan” tetapi membantah bahwa komunikasi reguler terjadi.
Menanggapi tuduhan ini, seorang juru bicara SpaceX mengatakan kepada The Independent bahwa laporan Journal “menyesatkan” dan “tidak berdasar”.