SEANTERONEWS.com- Khalil al‑Hayya, Wakil Ketua Hamas di Gaza dan anggota biro politik, mengecam keras keputusan pemerintah Israel meninggalkan pembicaraan gencatan senjata Gaza yang diselenggarakan secara tidak langsung.
Menurut al‑Hayya, penarikan tersebut terjadi meski telah dicapai kemajuan signifikan dalam perundingan, dan Hamas telah secara luas menerima proposal yang diajukan oleh mediator.
Dia menegaskan tidak ada makna dalam melanjutkan negosiasi selama terjadi genosida, kelaparan, dan pengepungan terhadap anak-anak, perempuan, dan seluruh rakyat Gaza.
Al‑Hayya menolak operasi-dropping bantuan udara yang disebutnya “teater absurd”, menuntut masuknya bantuan makanan dan kemanusiaan secara nyata dan bermartabat.
Ia menyatakan bahwa penderitaan rakyat Palestina tidak boleh dijadikan “tawaran tawar menawar dalam permainan politik pendudukan”.
Al‑Hayya menyoroti pengkhianatan diam dari dunia yang menyaksikan kelaparan Gaza sementara masih mendukung Israel secara tidak terbatas.
Kepada rakyat Gaza, dia menyampaikan dukungan penuh: “Kami setia kepada kalian, Siksaan ini akan berakhir.” Al‑Hayya juga memuji keteguhan rakyat yang tetap bermartabat meski dunia secara moral telah runtuh.
Ia juga memuji operasi perlawanan oleh al‑Qassam Brigades, Saraya al‑Quds, dan faksi lainnya yang menurutnya telah menggagalkan operasi militer Israel bernama “Gideon’s Chariots”.
Al‑Hayya menyerukan kepada negara-negara Arab dan umat Muslim untuk memutus hubungan diplomatik dengan Israel, memboikotnya, dan menekan secara internasional agar blokade Gaza segera dicabut serta bantuan didistribusikan tanpa hambatan.[]