SEANTERONEWS.com – Ratusan ribu warga Yaman memadati jalan-jalan di berbagai kota pada hari Jumat, menyuarakan solidaritas mereka terhadap rakyat Palestina dan mengecam agresi brutal yang terus dilancarkan Israel terhadap Jalur Gaza. Aksi ini berlangsung serentak di 14 provinsi Yaman, termasuk ibu kota Sanaa, Saada, dan Taiz, menunjukkan bahwa dukungan terhadap Palestina tetap kuat meskipun Yaman berada dalam kondisi konflik internal.
Dalam orasi dan spanduk-spanduk yang dibawa massa, para demonstran menuntut agar perbatasan Rafah dibuka tanpa syarat. Mereka juga menyerukan komunitas internasional untuk segera menghentikan pembantaian yang dilakukan Israel serta mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza tanpa hambatan.
Para pemimpin demonstrasi mengecam peran negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, yang mereka anggap sebagai pendukung utama serangan Israel. Mereka menilai bahwa diamnya dunia internasional terhadap penderitaan rakyat Palestina adalah bentuk kemunafikan dan standar ganda dalam isu hak asasi manusia.
Demonstrasi ini tidak hanya berlangsung damai, tetapi juga menjadi simbol perlawanan moral yang kuat dari rakyat Yaman, meski mereka sendiri tengah menghadapi blokade dan konflik. Banyak peserta aksi membawa poster bertuliskan “Buka Perbatasan Gaza” dan “Hentikan Genosida Israel”, serta menyerukan boikot produk negara-negara yang mendukung penjajahan.
Pemerintah Yaman yang dipimpin gerakan Ansarullah (Houthi) menyatakan bahwa aksi-aksi massa ini adalah bentuk tekanan politik yang sah dan konstitusional untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina. Mereka menyebutkan bahwa rakyat Yaman siap melakukan lebih dari sekadar demonstrasi, jika agresi terhadap Gaza tidak dihentikan.
Dalam konteks regional, para demonstran juga menyampaikan pesan kepada Mesir agar membuka perbatasan Rafah dan tidak tunduk pada tekanan Israel atau Barat. Mereka menekankan pentingnya solidaritas negara-negara Arab untuk melindungi rakyat Palestina dari pembantaian yang berlangsung terus-menerus sejak Oktober 2023.
Aksi solidaritas massal ini menunjukkan bahwa isu Palestina tetap menjadi pusat perhatian dan simpati dunia Arab, bahkan di tengah berbagai krisis domestik. Rakyat Yaman ingin memastikan bahwa suara mereka terdengar jelas: bahwa keadilan untuk Palestina adalah tuntutan seluruh umat manusia, bukan hanya satu bangsa.