SEANTERONEWS.com – Gerakan perlawanan Hamas menolak keras tuduhan dari utusan khusus Amerika Serikat untuk Timur Tengah, yang menyebut kelompok itu tidak beritikad baik dalam proses negosiasi gencatan senjata di Gaza. Hamas menyatakan bahwa seluruh langkah mereka, termasuk respons terbaru terhadap proposal gencatan senjata, telah melalui koordinasi internal dan diskusi dengan mediator regional.
Dalam pernyataan resminya, Hamas menegaskan bahwa pihaknya telah menyampaikan jawaban resmi setelah berkonsultasi dengan berbagai faksi Palestina serta mediator dari Mesir dan Qatar. Mereka menyebut bahwa para mediator menyambut positif jawaban tersebut, bertolak belakang dengan pernyataan pejabat AS yang menggambarkannya secara negatif.
Meskipun perundingan tidak langsung di Doha telah dihentikan oleh Israel dan Amerika Serikat, Hamas menegaskan kesiapan mereka untuk kembali ke meja perundingan kapan saja. Mereka menekankan bahwa tujuan utama mereka adalah menghentikan agresi militer Israel yang dimulai sejak 7 Oktober 2023.
Hamas juga menyampaikan bahwa mereka tetap berkomitmen pada prinsip-prinsip utama, yakni mengakhiri perang, mencabut blokade atas Gaza, serta mencapai kesepakatan yang adil dan berkelanjutan. Termasuk di dalamnya adalah jaminan kemanusiaan, penarikan militer Israel, dan rencana rekonstruksi wilayah Gaza.
Kelompok ini mengkritik revisi terbaru dari proposal yang diajukan Amerika Serikat, yang menurut mereka telah menyimpang dari kesepakatan awal. Salah satu perubahan yang paling disoroti adalah pemangkasan durasi gencatan senjata dari 60 hari menjadi hanya satu pekan, serta penghilangan poin-poin penting seperti pertukaran tahanan dan agenda pembangunan kembali.
Hamas menilai bahwa perubahan tersebut membuktikan kurangnya keseriusan pihak lawan dalam mencari solusi damai. Mereka menyerukan agar komunitas internasional menilai secara objektif siapa pihak yang benar-benar menghambat tercapainya kesepakatan gencatan senjata.
Di tengah ketegangan diplomatik, Hamas menegaskan bahwa pihaknya tetap membuka diri untuk negosiasi serius dan bertanggung jawab. Mereka menyatakan tekad untuk terus memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina dan mencapai solusi yang menghentikan penderitaan warga Gaza secara menyeluruh.[]