New York – Zohran Mamdani, seorang anggota Majelis Negara Bagian dari Queens yang juga dikenal sebagai aktivis Muslim dan sosialis demokrat, secara mengejutkan memenangkan pemilihan pendahuluan Partai Demokrat untuk jabatan Wali Kota New York City. Dalam hasil yang diumumkan pada Selasa malam, Mamdani berhasil mengungguli mantan Gubernur Andrew Cuomo dengan selisih yang signifikan, meraih sekitar 43 persen suara dalam putaran pertama sistem pemungutan suara pilihan berurut (ranked-choice voting).
Kemenangan Mamdani mengguncang lanskap politik kota terbesar di Amerika Serikat. Ia menjalankan kampanye akar rumput yang intens dengan mengangkat isu-isu kelas pekerja, seperti perumahan yang terjangkau, layanan transportasi publik gratis, dan pengendalian harga sewa. Mamdani juga mendapat dukungan dari tokoh-tokoh progresif nasional seperti Alexandria Ocasio-Cortez dan Bernie Sanders.
Andrew Cuomo, yang sempat digadang-gadang sebagai calon kuat, secara resmi mengakui kekalahan dan mengucapkan selamat kepada Mamdani. Cuomo menyatakan bahwa “malam ini bukan milik kita, tapi malam Mamdani,” dalam pernyataan resmi yang dirilis kepada media. Kekalahan ini menandai titik balik dramatis bagi Cuomo yang sebelumnya pernah menjabat sebagai gubernur selama tiga periode.
Kampanye Mamdani banyak bertumpu pada relawan muda dan pemilih kelas pekerja yang selama ini merasa diabaikan oleh sistem politik arus utama. Ia menyasar ketimpangan sosial dan memperjuangkan kota yang lebih adil dan inklusif, termasuk dengan mendukung pendirian toko kelontong milik kota dan membangun 200.000 unit rumah terjangkau.
Jika Mamdani resmi dikukuhkan sebagai pemenang setelah penghitungan akhir pemungutan suara pilihan berurut, ia akan menjadi Wali Kota Muslim pertama dalam sejarah New York, serta menjadi pemimpin kota pertama dari kalangan sosialis demokrat dalam lebih dari tiga dekade. Ia juga menjadi orang keturunan Asia Selatan pertama yang meraih posisi tersebut.
Kekuatan Mamdani tidak hanya terbatas pada daerah progresif seperti Queens dan Brooklyn, namun juga menembus wilayah-wilayah yang selama ini dikenal sebagai basis Cuomo, termasuk Manhattan bawah dan Washington Heights. Hal ini menunjukkan daya tarik lintas-segmen yang dimiliki Mamdani di antara pemilih muda, minoritas, dan kelas pekerja.
Kemenangan ini mencerminkan pergeseran besar dalam arah politik Partai Demokrat di tingkat kota, dari pusat ke arah sayap kiri progresif. Dalam beberapa tahun terakhir, tokoh-tokoh seperti Ocasio-Cortez dan Jamaal Bowman telah membuka jalan bagi gelombang baru kepemimpinan progresif di New York.
Sementara itu, Cuomo disebut-sebut tengah mempertimbangkan mencalonkan diri sebagai kandidat independen dalam pemilihan umum mendatang, namun para analis menilai langkah ini justru bisa memecah suara Demokrat dan menguntungkan pihak lawan. Meski demikian, peluang Mamdani untuk memenangkan pemilihan umum tetap tinggi mengingat dominasi Demokrat di kota ini.
Mamdani dijadwalkan akan menghadapi Wali Kota petahana Eric Adams, yang mencalonkan diri sebagai independen setelah meninggalkan Partai Demokrat, serta penantang dari Partai Republik, Curtis Sliwa, dan kandidat independen lainnya. Pemilihan umum akan digelar pada 4 November mendatang.
Dalam pidato kemenangannya, Mamdani mengutip Nelson Mandela dengan berkata, “It always seems impossible until it is done.” Ia menyatakan bahwa kemenangannya bukan hanya miliknya, melainkan milik seluruh warga New York yang mendambakan perubahan nyata dan keadilan sosial di semua lini kehidupan kota.
Kemenangan Zohran Mamdani menandai era baru bagi politik New York City era yang mungkin lebih inklusif, progresif, dan berorientasi pada rakyat. Dengan kombinasi semangat akar rumput dan visi kebijakan yang radikal, Mamdani tampaknya siap membentuk ulang arah kota ini untuk tahun-tahun mendatang.