Tel Aviv – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyampaikan pernyataan resmi di tengah gempuran rudal dari Iran yang terus mengguncang wilayah Israel dalam beberapa hari terakhir. Dalam pidatonya pada Kamis (19/6/2025), Netanyahu mengakui bahwa negaranya telah mengalami korban dan kerugian, namun menegaskan bahwa “garis depan domestik” tetap kokoh.
“Kami telah menderita kehilangan yang menyakitkan. Ada keluarga yang berduka, ada bangunan yang hancur, tetapi semangat bangsa Israel tidak tergoyahkan,” ujar Netanyahu dalam konferensi pers yang disiarkan secara nasional.
Pernyataan ini muncul setelah serangan rudal balistik jarak jauh dari Iran menghantam beberapa wilayah strategis, termasuk Tel Aviv, Beersheba, dan Haifa. Beberapa rudal berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara, tetapi beberapa lainnya lolos dan menyebabkan korban jiwa serta luka-luka.
Netanyahu juga menyampaikan apresiasi terhadap personel militer dan relawan medis yang bekerja tanpa lelah untuk menjaga keselamatan warga sipil. Ia menyebut sistem pertahanan Iron Dome dan Arrow 3 sebagai “tameng hidup” yang telah menyelamatkan ribuan nyawa.
“Kekuatan militer kita tetap utuh. Tapi lebih dari itu, kekuatan moral dan solidaritas rakyat Israel adalah alasan utama kita akan menang,” tegas Netanyahu. Ia menambahkan bahwa pemerintah akan memberikan kompensasi penuh kepada keluarga korban dan mempercepat pemulihan infrastruktur.
Sementara Iran menyatakan serangannya adalah pembalasan atas agresi Israel di wilayah regional, Netanyahu menyebut tindakan Iran sebagai bentuk terorisme negara dan menegaskan bahwa Israel memiliki hak mutlak untuk membela diri.
“Tidak ada bangsa yang akan duduk diam ketika warganya dibunuh dan kotanya dihancurkan. Kita akan balas dengan kekuatan penuh, pada waktu dan tempat yang kita tentukan sendiri,” katanya.
Pernyataan tegas Netanyahu mendapat dukungan penuh dari para menteri dan parlemen Israel, sementara komunitas internasional masih terpecah antara menyerukan deeskalasi dan mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri.
Warga Israel di berbagai kota menunjukkan solidaritas nasional dengan tetap menjalankan aktivitas darurat secara tertib dan mengikuti arahan keamanan. Bendera Israel dikibarkan setengah tiang sebagai penghormatan terhadap para korban.
Beberapa media internasional menyoroti pernyataan Netanyahu sebagai upaya membangkitkan semangat nasionalisme dan mengonsolidasikan dukungan publik di tengah tekanan eksternal dan internal.
Dengan tensi yang masih tinggi di kawasan, dunia menanti langkah selanjutnya dari Israel. Namun satu hal yang ditegaskan Netanyahu: Israel mungkin terluka, tetapi tidak akan runtuh.[]