INTERNASIONAL

AS Evakuasi Warganya dari Israel Lewat Udara dan Laut di Tengah Eskalasi Perang

Washington D.C. – Pemerintah Amerika Serikat mulai mengevakuasi warganya serta staf kedutaan dari Israel melalui jalur udara dan laut menyusul meningkatnya eskalasi militer antara Israel dan Iran. Langkah darurat ini diumumkan pada Kamis (19/6/2025) sebagai tanggapan atas situasi keamanan yang semakin memburuk di wilayah tersebut.

Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataan resminya menyebutkan bahwa misi evakuasi dilakukan “dengan pesawat militer dan kapal angkatan laut”, bekerja sama dengan mitra internasional dan otoritas Israel untuk memastikan evakuasi berjalan aman dan terkoordinasi.

Pesawat militer AS dilaporkan telah mendarat di bandara militer di Tel Aviv untuk mengevakuasi diplomat, warga sipil, dan personel non-esensial dari Kedutaan Besar AS. Sementara di laut, kapal Angkatan Laut AS bersiaga di Laut Tengah untuk mendukung evakuasi melalui pelabuhan Haifa dan Ashdod.

Menurut laporan Associated Press, lebih dari 4.000 warga negara Amerika berada di Israel saat ini, termasuk pelajar, pebisnis, dan wisatawan. Prioritas evakuasi diberikan kepada keluarga diplomat, warga lanjut usia, dan individu yang membutuhkan bantuan medis.

Juru bicara Gedung Putih mengatakan bahwa keputusan ini “bukan penarikan penuh,” melainkan tindakan pencegahan untuk melindungi nyawa warga AS di tengah situasi yang cepat memburuk. Kedutaan besar AS di Tel Aviv dan Yerusalem tetap beroperasi secara terbatas dengan personel penting.

Langkah ini muncul setelah meningkatnya frekuensi serangan rudal balistik dan drone dari Iran yang menargetkan wilayah pusat kota dan pangkalan militer Israel. Beberapa serangan sempat jatuh di dekat kawasan diplomatik, termasuk area yang menampung kedutaan asing.

Presiden AS Donald Trump mengeluarkan perintah langsung untuk evakuasi setelah mendapat laporan intelijen bahwa fasilitas diplomatik AS bisa menjadi target serangan balasan. Trump menegaskan bahwa keselamatan warga AS adalah prioritas utama pemerintahannya.

Evakuasi massal ini juga menjadi sinyal bahwa AS memperkirakan potensi eskalasi konflik menuju perang terbuka, di mana warga asing dapat menjadi korban. Beberapa negara Eropa, termasuk Jerman dan Prancis, juga tengah merencanakan operasi evakuasi serupa.

Organisasi non-pemerintah dan LSM yang beroperasi di Israel juga telah diminta untuk membatasi aktivitas lapangan dan mengevakuasi staf asing secepatnya. Layanan darurat dan pos medis sementara disiagakan di titik-titik evakuasi utama.

Meskipun situasi di lapangan masih dinamis, pemerintah AS meminta warganya untuk tetap tenang dan mengikuti arahan resmi melalui aplikasi STEP (Smart Traveler Enrollment Program) serta hotline darurat Kedutaan.

Dengan eskalasi konflik yang belum menunjukkan tanda mereda, proses evakuasi ini menandai salah satu langkah terbesar AS dalam perlindungan warganya di zona perang sejak evakuasi dari Kabul pada 2021.[]

Leave A Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Load More Posts Loading...No more posts.