Teheran – Pemerintah Iran secara resmi telah mengeksekusi sembilan anggota kelompok teroris ISIS yang terlibat dalam rencana serangan terkoordinasi pada tahun 2018. Eksekusi dilakukan setelah Mahkamah Agung Iran menguatkan vonis hukuman mati terhadap para terpidana, yang sebelumnya dinyatakan bersalah atas keterlibatan dalam operasi teror bersenjata di wilayah perbatasan barat negara tersebut.
Menurut pernyataan resmi, kesembilan pelaku ditangkap dalam baku tembak dengan pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) pada Februari 2018. Dalam peristiwa tersebut, tiga anggota IRGC tewas, dan sejumlah senjata serta amunisi disita dari lokasi kejadian. Para teroris diketahui sedang mempersiapkan serangan skala besar di beberapa kota di Iran yang berbatasan langsung dengan Irak.
Pengadilan Iran menyatakan bahwa kelompok tersebut telah menerima pelatihan militer dan logistik dari sel-sel ISIS di luar negeri. Mereka juga diyakini memiliki peran penting dalam upaya menyusup ke wilayah Iran untuk melancarkan aksi teror yang menargetkan warga sipil dan instalasi militer. Proses hukum terhadap mereka berlangsung selama beberapa tahun sebelum akhirnya dieksekusi.
Meski Iran menyatakan tindakan ini sebagai bentuk perlindungan terhadap keamanan nasional, sejumlah organisasi hak asasi manusia internasional mengkritik proses peradilan yang dinilai tidak transparan dan tidak memenuhi standar keadilan. Iran sendiri tercatat sebagai salah satu negara dengan tingkat eksekusi tertinggi di dunia pada tahun 2024, dengan lebih dari 900 kasus tercatat secara resmi.
Eksekusi terhadap sembilan teroris ISIS ini mempertegas kebijakan keras Iran terhadap ancaman ekstremisme. Kejadian ini juga menyoroti masih adanya aktivitas jaringan ISIS di kawasan, meskipun organisasi tersebut telah kehilangan banyak wilayah di Timur Tengah. Iran berkomitmen untuk terus memerangi terorisme sebagai bagian dari strategi keamanan nasionalnya.
